10 Jenis Sindrom dalam Psikologi yang Umum

Sindrom yang dalam bahasa Inggris disebut dengan syndrome merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni sindrom berarti konsekuensi gejala. Sindrom memiliki arti penyakit, gangguan psikologis atau kondisi abnormal lain yang dialami oleh manusia. Sedangkan pengertian sindrom menurut ilmu kedokteran dan psikologi memiliki arti kumpulan dari beberapa tanda, ciri klinis, simtoma, fenomena atau karakter yang terjadi secara bersamaan yang nantinya akan digunakan oleh dokter untuk membuat sebuah diagnosis. Istilah dari sindrom sendiri tidak hanya dipakai untuk menggambarkan beberapa karakter dan gejala saja, namun terkadang beberapa jenis sindrom juga dijadikan nama penyakit seperti sindrom down dan juga sindrom crouzon. Untuk ulasan kali ini, kami akan membahas tentang beberapa jenis sindrom dalam psikologi yang paling umum untuk menambah pengetahuan anda.

Hasil gambar untuk macam macam sindrom

  1. Sindrom Otak Akut
Sindrom otak akut yang merupakan salah satu dari macam macam sindrom pada manusiaatau disebut juga dengan sindrom otak organik kronis, sindrom otak organik atau acute brain syndrome merupakan delirium, kebingungan, disorientasi dan juga perkembangan yang terjadi secara tiba tiba pada seseorang yang sebelumnya memiliki psikologi normal. Beberapa penyebab dari sindrom otak akut ini adalah karena cedera otak akibat trauma, gangguan kardiovaskular, gangguan degeneratif, kondisi pernapasan dan juga infeksi seperti meningitis, septicemia dan juga ensefalitis. Sedangkan untuk beberapa gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah mengigau, kebingungan dan juga disorientasi. Untuk mendiagnosis jenis sindrom ini biasanya akan dilakukan electroencephalography, computes tomography, pencitraan resonansi magnetik dan juga lumbar tusukan.
  1. Dissociative Identity Disorders
Dissociative identity disorders atau DID menjadi salah satu macam macam syndrome dalam psikologi yang banyak dialami yang dikenal dengan nama gangguan kepribadian ganda. Seseorang yang mengalami sindrom ini akan memiliki 2 bahkan lebih kepribadian yang berbeda dan bisa mengendalikan perilaku seseorang secara bergantian. Sindrom ini menjadi gangguan yang paling sulit untuk didiagnosis dan diobati sebab memiliki beberapa cross over gejala dengan gangguan mental lainnya dan tidak ada konsensus yang bisa diperoleh dengan perawatan terbaik. Umumnya perawatan yang diberikan saat ini akan menggunakan terapi perilaku kognitif sekaligus mencoba untuk mengintegrasikan banyak identitas yang dimiliki seseorang agar nantinya bisa menjadi 1 kepribadian kembali.
  1. Sindrom Fregoli
Sindrom fregoli merupakan gangguan psikologis yang terbilang langka yang sering dikombinasikan dengan paranoia. Sindrom fregoli merupakan seseorang yang berfikir jika berbagai orang yang berbeda sebenarnya adalah orang yang sama dan hanya dalam bentuk penyamaran saja. Nantinya, sindrom ini akan berkembang menjadi paranoid dimana seseorang percaya jika satu orang tersebut bisa menganiaya banyak orang atau mungkin mengikuti orang tersebut. Penderita sindrom fregoli juga akan bingung mengenali sebuah objek, tempat dan kejadian serta percaya jika semua orang adalah sama. Gangguan ini berhubungan dengan schemata atau peta pikiran mereka sehiingga ia akan melihat seseorang seperti orang lain yang mereka kenali.
  1. Sindrom Cotard
Jenis gangguan mental ini membuat penderita percaya jika mereka adalah orang mati berjalan yang secara harafiah disebut dengan hantu. Mereka percaya jika tubuh mereka membusuk atau sudah kehilangan semua orang tubuh bagian dalam yang nantinya membuat penderita akan mengalami ciri ciri depresi berat dan dalam beberapa kasus bahkan menyebabkan penderita kelaparan kemudian mati. Gangguan ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1880 oleh seorang ahli saraf bernama Jules Cotard dimana sindrom ini menjadi kasus yang sangat langka.
  1. Sindrom Diogenes
Sindrom diogenes atau disebut juga dengan menimbun adalah gangguan mental yang sering disalahpahami. Sindrom ini ditandai dengan keinginan untuk mengumpulkan barang barang secara acar yang kemudian akan dibentuk menjadi ikatan emosional. Penderita nantinya akan mengabaikan diri mereka secara ekstrem, gangguan kepribadian antisosial, menunjukkan sikap apatis pada diri sendiri dan juga orang lain, menarik diri dari sosial dan tidak merasa malu dengan kebiasaan tersebut. Sindrom ini sangat umum dialami oleh orang tua dengan demensia dan juga orang orang yang ditinggalkan atau memiliki lingkungan rumah tidak stabil.
  1. Sindrom Asperger
Sindrom asperger pertama kali ditemukan Hans Asperger tahun 1941 yang umumnya dialami oleh laki laki. Seseorang yang memiliki sindrom asperger ini umumnya merupakan orang yang sangat cerdas akan tetapi tidak bisa berinteraksi dengan orang lain dan pemalu. Sindrom asperger ini termasuk bagian dari autisme ringan namun tidak memiliki kesulitan saat belajar, berbahasa dan juga memproses informasi. Seseorang yang memiliki sindrom asperger ini biasanya sangat cerdas bahkan kemampuan yang dimiliki diatas rata rata.
Sindrom ini umumnya sudah bisa terdeteksi ketika anak sudah memasuki usia 3 tahun atau dikenal dengan sindrom asperger pada anak. Akan tetapi untuk sebagian penderita lainnya baru menunjukkan gejala ketika mulai sekolah, usia remaja dan bahkan dewasa. Sindrom asperger yang merupakan gangguan mental ini akan menyebabkan persepsi dan pola pikir yang dimiliki penderita akan berbeda dengan orang pada umumnya. Sedangkan untuk penyebab pastinya juga belum bisa ditemukan. Ciri khas dari sindrom asperger diantaranya adalah gangguan dalam berkomunikasi, gangguan interaksi sosial, rutinitas yang repetitif, lebih tertarik akan sesuatu hal dengan intens, memiliki indra yang sangat peka dan lain sebagainya.
  1. Sindrom Stendhal
Sindrom stendhal termasuk dalam gangguan mental dan psikologis yang aneh dimana seseorang akan sangat menderita ketika ia melihat sebuah karya seni yang indah. Dalam sekejap, penderita akan mengalami pusing, detak jantung yang semakin cepat, bingung dan mulai berhalusinasi.
  1. Sindrom Aksen Bahasa Asing
Sindrom aksen bahasa asing atau FAS merupakan bicara mendadak yang membuat perubahan dalam pola bicara, pelafalan, intonasi dan juga berbicara dengan aksen yang asing. Sindrom aksen bahasa asing ini umumnya terjadi karena trauma oarah yang terjadi pada otak seperti mengalami cedera parah atau stroke yang mengganggu memori dalam psikologi. Dari 50 hingga 60 kasus yang sudah diverifikasi dimulai pada tahun 1941, hanya beberapa sindrom aksen bahasa asing saja yang sudah berhasil kembali bicara dengan normal lewat terapi.
  1. Sindrom Moebius
Sindrom moebius merupakan gangguan yang dimiliki sejak seorang anak dilahirkan. Ketika dilahirkan, raut wajah penderita akan terlihat seperti mengalami kerusakan pada saraf kranial VI dan juga VII. Saraf kranial ini sendiri merupakan saraf yang berguna untuk mengatur sensasi pergerakan otot kepala hingga berbagai respon parasimpatetik menuju beberapa organ. Seseorang yang terlahir dengan kerusakan saraf karnial ini nantinya akan memiliki ekspresi wajah yang kaku karena beberapa otot di bagian wajah tidak dapat berfungsi yang bahkan membuat penderita tidak dapat menggerakan bibir dan juga berkedip namun tidak menyebabkan perilaku abnormal.
Penyakit ini termasuk penyakit langka di dunia yang penyebabnya sendiri belum diketahui hingga sekarang. Namun para peneliti mengatakan jika sindrom moebius ini adalah penyakit neurologis kombinasi dari gen dan juga lingkungan. Risiko nantinya akan semakin meningkat ketika ibu selama masa kehamilan mengkonsumsi obat obatan terlarang seperti kokain.
  1. Sindrom Alien Hand
Sindrom alien hand atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Alien Hand Syndrome [AHS] merupakan kondisi saat tubuh seseorang bisa bergerak dengan sendirinya tanpa harus diberi perintah seolah seolah bagian tubuh tersebut memiliki kehendak sendiri. Beberapa bagian tubuh yang akan terkena biasanya adalah tangan dan beberapa kasus lain juga bisa terjadi pada kaki. Sindrom alien hand sendiri merupakan neurological disorder atau kelainan neurologis yang membuat penderita seakan sudah kehilangan kontrol pada bagian tubuh tertentu.
Sementara dalam kasus ekstrim, penderita juga bisa berkelahi dengan tangan mereka sendiri dan bahkan ketika sedang tertidur. Sindrom ini bisa terjadi karena trauma atau gangguan menuju otak seperti yang terjadi pada penderita stroke. Penyebabnya adalah cacat otak sehingga sindrom ini masih belum bisa disembuhkan hingga sekarang meski ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala dengan cara terapi.



sumber: dosenpsikologi.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Self Injury

Eccedentesiast